Pantura di Malam Hari: Jalan Pulang yang Penuh Kecemasan bagi Pengendara Motor

Ilustrasi: Didin Supirman
Kisah pengendara sepeda motor yang setiap hari melewati jalur Pantura Cirebon di malam hari.
0 Komentar

Banyak pengendara motor baru yang tidak mengetahui bahwa jalan yang kelihatannya lurus itu sebenarnya memiliki gelombang yang cukup tinggi.

“Yang udah hafal aja masih goyang, apalagi yang belum pernah lewat,” ungkapnya.

Harapan di Tengah Kegelapan Jalan

Maman mengaku tidak banyak yang bisa ia lakukan untuk mengubah kondisi itu.

Baca Juga:Dudi Suryadarma Buktikan Cirebon Punya Kelas, Karyanya Menang di Film Pendek Terfavorit TVRI Jabar 2025Jawa Barat Genjot Revolusi Transportasi Rel: Dari Jaka Lalana hingga Kereta Kilat Pajajaran

Tetapi ia berharap pemerintah daerah dan pihak terkait menaruh perhatian lebih serius terhadap kondisi jalur Pantura, terutama titik-titik yang menjadi lintasan warga lokal seperti dirinya.

Ia mengungkapkan, penerangan jalan umum (PJU) adalah hal paling mendesak untuk diperbaiki.

“Jujur aja, kalau ada lampu jalan, saya pasti lebih tenang. Gelap itu musuh utama pengendara,” ujarnya.

Selain itu, ia berharap perbaikan jalan dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya tambal sulam.

Jalan bergelombang, menurutnya, justru lebih berbahaya daripada jalan berlubang.

“Kalau lubang mah bisa kelihatan, kalau gelombang itu susah diprediksi. Kadang ban langsung mental,” ucapnya.

Ketegangan yang Tak Pernah Benar-Benar Usai

Meski begitu, Maman tetap menjalani rutinitasnya setiap hari. Ia berangkat pagi, pulang malam, menembus jalur Pantura dengan segala risiko yang ia sudah pahami.

Ia tahu betul bahwa hidupnya tidak selalu bisa berjalan sesuai kehendak. Tetapi selama ia masih harus menghidupi keluarga, perjalanan itu akan tetap ia lalui.

Baca Juga:Langkah Berani XTC Kabupaten Cirebon: Usulkan Pansus Pengawasan Hiburan MalamFestival Jamblang 2025: Cara Hidupkan Kembali Tradisi Cirebon dan Magnet Wisata Baru

“Ya saya cuma bisa hati-hati. Kalau udah gelap banget, saya pilih lewat pinggir dan pelan,” katanya.

Ketika ditanya apakah ia pernah berpikir untuk pindah rumah atau mencari pekerjaan yang lebih dekat, ia hanya tertawa kecil.

“Mau pindah rumah kan nggak mudah, Mas. Cari kerja juga nggak gampang. Jadi ya sudah, saya harus pinter jaga diri.”

Pada akhirnya, jalur Pantura bagi Maman bukan hanya lintasan pulang. Itu adalah tempat ia bertarung dengan rasa takut, rasa lelah, dan kenyataan bahwa jalanan tidak selalu ramah bagi mereka yang mengendarai roda dua.

Setiap Malam adalah Ujian Nyali

Bagi sebagian orang, perjalanan pulang hanyalah penutup hari. Tetapi bagi Maman, perjalanan itu adalah ujian nyali yang harus ia hadapi setiap malam.

0 Komentar