Pantura di Malam Hari: Jalan Pulang yang Penuh Kecemasan bagi Pengendara Motor

Ilustrasi: Didin Supirman
Kisah pengendara sepeda motor yang setiap hari melewati jalur Pantura Cirebon di malam hari.
0 Komentar

“Kalau nggak hati-hati, bisa goyang motornya. Apalagi kalau ada truk gede lewat di samping,” ucapnya.

Rasa takut itu melekat. Membayangkan bagaimana beberapa pengendara motor diberitakan terlindas karena terjatuh atau tak mampu menjaga keseimbangan, membuat Maman semakin berhitung dalam bergerak.

Kabut Kecemasan di Pundak Pengendara

Fenomena kecelakaan tragis bukanlah hal baru di Pantura. Sudah puluhan tahun jalur ini dikenal sebagai salah satu koridor paling berbahaya bagi pengendara motor. Namun belakangan, frekuensi kecelakaan yang viral membuat kekhawatiran masyarakat meningkat.

Baca Juga:Dudi Suryadarma Buktikan Cirebon Punya Kelas, Karyanya Menang di Film Pendek Terfavorit TVRI Jabar 2025Jawa Barat Genjot Revolusi Transportasi Rel: Dari Jaka Lalana hingga Kereta Kilat Pajajaran

Maman pun mengaku hal itu memengaruhi mentalnya setiap kali menempuh perjalanan pulang.

“Dengar kabar ada yang terlindas itu ngeri banget,” katanya lirih.

“Kadang saya ngebayangin kalau ban truk yang sebesar itu ada di samping saya. Tingginya aja hampir selutut.”

Ia berhenti sejenak, seperti membayangkan kembali situasi itu.

“Kadang kalau udah malam banget, jalurnya sepi tapi truk tetap banyak. Kalau lewat samping saya, anginnya itu kenceng banget. Bisa goyang motornya.”

Dalam beberapa kesempatan, ia bahkan memilih pulang lebih awal hanya untuk menghindari jam ketika truk-truk besar mulai mendominasi jalan.

Pantura di Mata Para Pengendara

Jalur Pantura bagi Maman bukan hanya jalan raya. Itu adalah ruang tempat ia belajar kepekaan.

Di jalur itu, ia mempelajari ritme kendaraan besar, menafsirkan arah cahaya lampu jauh di depan, hingga memahami celah aman saat harus menyalip.

Baca Juga:Langkah Berani XTC Kabupaten Cirebon: Usulkan Pansus Pengawasan Hiburan MalamFestival Jamblang 2025: Cara Hidupkan Kembali Tradisi Cirebon dan Magnet Wisata Baru

“Kalau malam, lampu motor itu kalah terang sama lampu mobil besar. Kadang saya susah lihat jalannya jelas,” jelasnya.

Ia bercerita, ketika lampu truk dari arah berlawanan terlalu silau, ia terpaksa menundukkan kepala.

Namun hal itu membuat ia kehilangan pandangan terhadap kondisi jalan di depannya yang bisa saja tidak rata atau berlubang.

“Dilema banget. Kalau lihat ke depan silau, kalau nunduk nggak tahu ada lobang,” katanya sambil tertawa hambar.

Tidak hanya jalan yang gelap. Beberapa bagian jalur Pantura yang dilalui Maman juga kurang memiliki rambu peringatan.

0 Komentar