Mengapa Ari-Ari Bayi Baru Lahir Dikubur? Ini Jawaban Filosofis dari Tradisi Jawa

Ilustrasi Didin
Makna dari filosofi mengubur ari-ari usai bayi dilahirkan di alam dunia dalam tradisi Jawa.
0 Komentar

4. Tradisi adalah bagian dari sejarah budaya

Setiap tradisi adalah catatan tentang bagaimana sebuah masyarakat hidup, berpikir, dan merayakan kehidupan. Mengabaikannya berarti kehilangan sebagian bagian penting dari sejarah itu.

Yang Lama Tak Selalu Harus Ditelan Zaman

Indonesia bergerak cepat. Budaya pop, teknologi, dan arus globalisasi bergerak masuk tanpa henti.

Namun di tengah derasnya perubahan itu, tradisi puputan menunjukkan bahwa beberapa nilai tidak mudah luntur.

Baca Juga:Datang Lebih Awal 3 Jam, Wartawan Ini Malah Ketipu Narasumber MisteriusTak Banyak yang Tahu, Begini Cara Jurnalis Lakukan Self-Healing untuk Hilangkan Kepenatan Pacsa Deadline

Tradisi ini memang sederhana. Tidak memerlukan biaya besar atau alat canggih.

Tetapi di balik kesederhanaannya, ia menyimpan filosofi dalam tentang manusia, keluarga, dan kehidupan.

Puputan adalah cerita tentang bagaimana orang Jawa menghormati setiap detik perjalanan manusia bahkan sejak sebelum ia menghirup udara.

Ketika ari-ari ditempatkan dalam pendil, ditaburi bunga tujuh rupa, dan diturunkan ke dalam tanah dengan doa, yang sebenarnya dirawat bukan hanya satu bagian tubuh.

Yang dirawat adalah hubungan antara manusia dan asal-usulnya, antara bayi dan keluarganya, antara masa kini dan masa lalu.

Ritual ini mengajarkan bahwa apa yang tampak kecil dan sepele, sesungguhnya bisa menjadi simbol paling besar tentang bagaimana masyarakat memandang kehidupan.

Dan selama masih ada orang-orang yang percaya pada makna itu, puputan akan tetap hidup menjadi bagian dari mozaik budaya Indonesia yang tak ternilai harganya. (***)

0 Komentar