Dari Kuli ke Ruang Redaksi: Kisah Inspiratif Maman Menjadi Jurnalis di Kota Wali

Ilustrasi: Didin Supirman
Perjalanan karir seorang Maman, berasal dari kuli menjadi seorang jurnalis.
0 Komentar

Ia bekerja selama enam bulan. Tetapi lagi-lagi, ada masalah. Salah satu karyawan perempuan melaporkan bahwa Maman dianggap keluar tanpa izin.

Padahal saat itu asrama sedang libur sehingga tidak ada pekerjaan yang harus ia kerjakan. Ia hanya memanfaatkan waktu untuk membantu temannya bekerja sebagai teknisi AC.

Saat itu ia sempat ikut proyek pemasangan AC di salah satu perusahaan BUMN di Balongan, Indramayu.

Baca Juga:Dudi Suryadarma Buktikan Cirebon Punya Kelas, Karyanya Menang di Film Pendek Terfavorit TVRI Jabar 2025Jawa Barat Genjot Revolusi Transportasi Rel: Dari Jaka Lalana hingga Kereta Kilat Pajajaran

Tetapi karena lokasi terlalu jauh, ia hanya bertahan beberapa minggu sebelum kembali bekerja sebagai kuli bangunan.

Peluang Baru: Kuliah Gratis

Satu titik balik dalam hidupnya terjadi ketika ia sedang mengerjakan pembangunan rumah salah satu dosen universitas swasta di Kabupaten Cirebon.

Dosen tersebut menawarkan kesempatan kuliah gratis selama dua semester. Maman sempat ragu, tetapi akhirnya menerima.

“Sebenarnya saya pernah ditawari kuliah oleh bos bapak waktu dulu, di universitas swasta di Kota Cirebon. Tapi dua kali ditawari, dua kali saya tolak.”

“Saya khawatir orang tua tidak mampu membiayai meskipun bos bilang biaya ditanggung. Saya tetap tidak mau,” katanya.

Tawaran kali ini ia terima karena merasa sudah waktunya mencoba jalan baru. Ia masuk kuliah dua minggu sebelum UTS, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Di kampus itu, ia mendapat banyak pengalaman baru. Salah satunya adalah bertemu dosen praktisi media yang memperkenalkannya pada dunia jurnalistik.

Baca Juga:Langkah Berani XTC Kabupaten Cirebon: Usulkan Pansus Pengawasan Hiburan MalamFestival Jamblang 2025: Cara Hidupkan Kembali Tradisi Cirebon dan Magnet Wisata Baru

Dari sanalah ia belajar tentang liputan, penulisan berita, dan etika media. Ia bahkan magang di perusahaan media yang dikelola dosennya dengan bayaran Rp15 ribu per berita.

Ingin Berhenti Kuliah, tetapi Terus Ditahan

Di tengah perjalanan kuliahnya, Maman sempat beberapa kali ingin berhenti karena tidak mampu membayar uang kuliah.

Namun selalu ada dosen yang menahannya. Dosen-dosen itu tahu potensi Maman. Mereka ingin ia menyelesaikan pendidikannya.

Tahun 2019, ia magang di salah satu media lokal dan dibimbing langsung oleh pemimpin redaksinya.

Ia masih ingat bagaimana liputannya bisa dihitung jari. Selebihnya ia membantu membuat video untuk kebutuhan YouTube media tersebut.

Berjualan Angkringan dan Menunda Kelulusan

0 Komentar