Selain mudah ditonton kapan saja, alurnya yang cepat membuat setiap episode terasa memuaskan.
Tidak heran jika hingga hampir lima tahun berlalu, ia masih bertahan dengan kebiasaan itu, dan tidak sekalipun merasa bosan.
Ketika Drama Jadi Self-Healing yang Murah
Di era modern, banyak orang mencari cara untuk merawat mental. Ada yang memilih berlibur, ada yang menekuni hobi baru, ada juga yang berkumpul dengan teman-teman.
Baca Juga:Diduga Lakukan Pungli Dana BOS SD, 3 Pejabat Disdik Kabupaten Cirebon Dilaporkan ke PolisiPemuda Cirebon Timur Pasang Spanduk Tuntut Transparansi Aktivitas Gedung Ini di Ciledug
Namun bagi sebagian orang, hiburan sederhana seperti menonton drama di ponsel bisa menjadi metode “self-healing” yang efektif.
Didin termasuk dalam kelompok itu. Baginya, drama China bukan sekadar tontonan, melainkan sarana untuk menjernihkan pikiran. Ia merasa bisa beristirahat sejenak dari peran sebagai penulis, pewawancara, dan pengumpul data berita yang melelahkan.
Ada sesuatu yang menenangkan dari melihat orang lain melewati konflik dan kemudian menemukan solusi, meski fiktif.
Drama itu seakan mengajarkan bahwa setiap masalah, seberat apa pun, selalu memiliki jalan keluar. Pelajaran itu yang Didin bawa ke hidupnya sehari-hari.
“Kadang suka mikir, oh iya ya, harus sabar, harus baik sama orang. Karena nanti ujungnya juga kelihatan kok,” ucapnya.
Dalam ceritanya, terselip keyakinan bahwa nilai-nilai lama seperti kejujuran dan ketulusan masih memiliki tempat meski di dunia nyata, ia sering melihat tantangan yang berbeda.
Ketika Seorang Menteri Pun Menonton Drama China
Kebiasaan Didin menonton drama China rupanya bukan hal unik. Ia sempat membaca berita bahwa seorang Menteri Keuangan di Indonesia juga mengaku suka menonton drama China sebagai hiburan. Berita itu membuatnya tersenyum kecil.
Baca Juga:Diduga Ada Praktik Monopoli Limbah oleh Perusahaan di Pabrik Sepatu Cirebon Timur, Hamzaiya Angkat BicaraDorong Kemajuan Cirebon Timur, Dusun Mahkota Resto Ikut Berperan dalam Kesuksesan Acara FCTM
Jika seorang pejabat negara dengan jadwal super padat saja menjadikan drama China sebagai pelarian, apalagi dirinya, seorang jurnalis lapangan yang sibuk namun tetap mencari ruang untuk istirahat.
“Bulan kemarin di media nasional, seorang Menteri Keuangan juga suka menonton drama China untuk hiburan,” katanya sambil tertawa kecil.
Ada nada bangga di suara Didin kala mengucapkannya, seolah hobinya kini mendapat pembenaran.
Fenomena ini sebenarnya mencerminkan sesuatu: drama China sedang naik daun dan menjadi hiburan lintas profesi, lintas umur, dan lintas kelas sosial.
