Tak Banyak yang Tahu, Begini Cara Jurnalis Lakukan Self-Healing untuk Hilangkan Kepenatan Pacsa Deadline

pexel.com
Cara seorang jurnalis melepas kepenatan setelah selesai deadline, yakni menonton drama China pendek
0 Komentar

Meski sering bekerja hingga malam, Didin punya satu ritual yang jarang ia lewatkan: menonton drama China pendek di Facebook sebelum tidur. Itu bukan kebiasaan baru.

Sejak 2020, ia sudah akrab dengan cerita-cerita dalam serial mini China yang durasinya tidak panjang kadang hanya 10 hingga 20 menit per episode.

Drama jenis ini biasanya berkisah tentang kehidupan rumah tangga, konflik bisnis, balas dendam, atau perjuangan seseorang memperbaiki nasib.

Baca Juga:Diduga Lakukan Pungli Dana BOS SD, 3 Pejabat Disdik Kabupaten Cirebon Dilaporkan ke PolisiPemuda Cirebon Timur Pasang Spanduk Tuntut Transparansi Aktivitas Gedung Ini di Ciledug

Tema-temanya sederhana, bahkan terkadang klise, namun justru di situ letak daya tariknya bagi Didin.

“Drama China yang saya tonton di FB itu intinya sama, semua tentang moral dan etika, entah kenapa tidak pernah bosan,” ujarnya.

Kata-katanya mengalir dengan nada santai, seakan ia tengah mengenang banyak adegan yang membuatnya merenung.

Menurutnya, drama itu hampir selalu memberikan pesan serupa: orang jahat akan mendapatkan balasannya, sedangkan orang baik pada akhirnya akan menang, meski butuh waktu dan cobaan.

Dalam kesehariannya sebagai jurnalis lapangan, Didin sering menemukan kenyataan yang berbeda.

Tidak jarang kebaikan tidak langsung dihargai. Tidak jarang pula ketidakadilan muncul di depan mata.

Mungkin karena itulah drama-drama ini begitu menenangkan baginya. Ia seperti menemukan dunia alternatif, tempat nilai moral memiliki ruang lebih besar dibanding dunia nyata yang ia hadapi setiap hari.

Dari Kebiasaan Menjadi Pelarian

Baca Juga:Diduga Ada Praktik Monopoli Limbah oleh Perusahaan di Pabrik Sepatu Cirebon Timur, Hamzaiya Angkat BicaraDorong Kemajuan Cirebon Timur, Dusun Mahkota Resto Ikut Berperan dalam Kesuksesan Acara FCTM

Setiap malam, setelah selesai menulis berita dan mengirimkannya ke redaksi, Didin biasanya langsung merebahkan tubuhnya.

Namun pikirannya masih berputar memikirkan liputan hari itu, mempersiapkan agenda besok, atau membayangkan apa yang harus ia tulis selanjutnya.

Di titik inilah drama China masuk menyusup. Dengan membuka Facebook dan menemukan satu episode pendek, ia merasa seperti membuka pintu kecil menuju dunia hiburan yang ringan tetapi menenangkan.

Drama-drama itu menjadi semacam jendela kecil ke kehidupan lain.

“Ada cerita tentang orang miskin yang membantu keluarganya, ada yang tentang pernikahan, ada yang nyindir soal perilaku sombong. Jadi, lihatnya tuh kayak ada pelajaran,” katanya.

Didin mengakui bahwa ia tidak terlalu mengikuti drama panjang. Waktu yang dimilikinya terbatas, sehingga drama pendek menjadi pilihan paling realistis.

0 Komentar